Monday, August 27, 2018

Pilpres 2019: Tarian “Mabok” Jokowi Ikut Irama Gendang Prabowo?

Tarian Jokowi (https://regional.kompas.com)  

Dari berbagai survei, apa yang bisa anda katakan? Kalau anda TELITI, maka anda akan bilang: KEJUTAN !! Kejutaan apaan? Mari kita simak narasi di bawah ini. 

Hampir semua survei dengan metode ilmiah yang bisa diulang dan dibuktikan, baik sebelum maupun setelah pengumuman capres dan cawapres, menempatkan Jokowi sebagai pemenang. Ini sudah bisa diduga, dan biasa biasa saja. 

Sebelum pendaftaran Capres dan Cawapres, Litbang Kompas melakukan survei bulan April 2018, dimana elektabilitas Jokowi dan Prabowo adalah sebagai berikut:
# Jokowi: 55,9%
## Prabowo: 14,1% 

Pasca pendaftaran Capres dan Cawapres, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) melakukan polling tertanggal 12 – 19 Agustus, 2018, hasilnya: 
# Jokowi-Ma’ruf: 52,2%.
## Prabowo – Sandi: 29,5%.

Elektabilitas Jokowi turun, meskipun tidak signifikan, dan masih di kategori “magic number,” yaitu di atas 50%. 

Kejutan bukan pada angka Jokowi, tapi di angka Prabowo, terjadi kenaikan tajam dari hanya 14,1% sebelum pendaftaran Capres Cawapres, naik dua kali lipat menjadi 29,5%. Kenaikan ini, kalau dibuat dalam “prosen,” naik lebih dari 100%. FANTASTIK. LUAR BIASA!! Hanya dalam tempo 4 bulan. 

Tanya: Apa penyebabnya? Prabowo tidak memiliki jabatan apapun yang bisa membuat kejutan! 
Jawab: Gendang!

Tanya: Gendang apaan?
Jawab: tabuhan gendang

Tanya: “ora ngerti aku”
Jawab: Irama gendang #2019 Ganti presiden!!

Dengan irama gendang #2019 Ganti presiden yang ditabuh oleh Prabowo membuat telinga Jokowi gatal dan menari sampai “mabok.” Respon yang salah dari Jokowi, sangat menguntungkan Prabowo. 

Masuknya Sandiaga Uno, maka suling dengan tarian ular Cobra-pun dimainkan: deklarasai #2019 Ganti presiden hampir di semua kota besar di seluruh tanah air. 

Dayang dayang yang bergincu tebal meliuk liuk dengan tarian tarian mautnya di twitter, FB, medsos dan semua media digital.

Pilpres 2019 menjadi pesta demokrasi yang paling riuh rendah di dunia. 

Yok, kita ambil peran masing masing sebagai: pendukung, tukang teriak, tukang kasi makan ular cobra, tukang tepuk tangan, penari tanpa gincu dan yang duduk santai menikmati permainan sampai hitungan suara selesai! 

Ada pula yang menyanyikan lagu:” begadang jangan begadang…kalau tak ada janda-nya!”






Thursday, August 23, 2018

The Poor Ailing Tree Besides Our House

Infected tree 

We have plenty of trees surrounded our house: small to big, tall to short and young to very old. Two aging and ailing trees are cutting down already. We are feeling effect of house warming due to loss of those trees. 

One tree, not only aging but also infected by diseases, mainly fungal diseases. Our neighborhood trees experienced this kind of diseases since 2016. Prolonged rainfall with big flood in our southern state, not only caused thousand of houses damaged, but also trees were submerged. This condition had invited fungi to grow on trunk, branches and leaves.

The same tree from another angel

Some neighbors called it “Anthracnose” and other called it powdery mildew diseases. Honestly, I do not know what the diseases name really is. I saw many white spots on the trunk, branches and twigs. These white spots are growing and growing, then, cause branches and twig dying lately.  

Some fungi have grown on leaves as well. I saw brown spots on our fruit plant, peach leaves.  The infection results in color change, wilting and vigor loss on leaves. Unfortunately, few leaves fall and branches dead recently.

Getting rotten
I just use fungicide, a chemical liquid that available in the market to treat infected trunk, branches, twigs and leaves of my tree. Fungi is not really disappearing, but some treated parts are not dying. However, the branches and leaves which are too dying, then just be cut down to prevent the disease spreading to other healthy trees.   





   


Sunday, August 19, 2018

Intermezo: Anakku Kirim Surat Untuk Diri Sendiri

Anakku waktu SMA

Waktu S-1
-------------
Emak anakku: Tiap hari kok ada surat untukmu?
Anakku: ya dong…. ma….

Emak anakku: ya dong bagaimana?...kok bisa?
Anakku: yaaa…..

Emak anakku: dari siapa?…kok sampai tiap hari ada surat untukmu?
Anakku: Dari diri sendiri…untuk diri sendiri.

Emak anakku: apa?.... darimu, untukmu??



Masih S-1:
-------------
Emak anakku: Mama tadi ngecek, ada banyak beasiswa yang bisa di-apply
Anakku: Untuk apa ma?

Emak anakku: loh…itukan uang…kamu bisa dapat uang …lumayan tambah tambah.
Anakku: untuk apa banyak banyak uang ma?

Emak anakku: kalau kamu tak perlu sekarang, bisa disimpan….
Anakku: disimpan di mana?.....nanti dimakan ulat pula !!

## Emak anakku benar benar heran…dan terheran heran !?!?


Masih di S-1
----------------
Emak anakku: tadi, mama banyak ketemu topi di kamarmu.
Anakku: emangnya kenapa dengan topi itu ma?

Emak anakku: kok banyak?...berapa jumlah sebenarnya?
Anakku: 40 buah topi ….ma…..

Emak anakku: 40 buah topi? Untuk apa sebanyak itu?
### Emak anakku benar benar heran…dan terheran heran !?!? (bertanya dalam hati: apakah anaknya sudah tenggen??)

----------------------------------------------------------------------------------------------

Selidik punya selidik:

Selain memang sudah dapat beberapa beasiswa (sehingga tak merasa perlu terlalu banyak mendapatkan beasiswa lagi), ternyata anakku punya kerja part times. Pantasan dia kelihatan sibuk sekali.

Diantara kerja part-time anakku adalah mensortir surat surat untuk dosen dosennya. Artinya, setiap surat yang datang ke jurusan (human medicine), anakku mensortir dan kemudian memilah surat yang mana untuk dosen, setelah itu memasukkan ke kamar kerja dosen dosen. 

Sebaliknya, kalau dosen ingin mengirim surat, tinggal masukkan ke dalam sebuah box, kemudian anakku yang akan mengirimkannya ke kantor pos.

Kerja ini dibayar oleh pemerintah Federal Amerika Serikat. Jumlah dosen yang dilayani Cuma 26 orang saja. Kerjanya paling paling 1 – 2 jam sehari. Singkat saja.

Lumayan juga dia dapat sebulannya, bisa untuk beli bensin, jajan bahkan travel antar states (negara bagian).

------------------------------------------------------------------------------------------- 

Universitasnya punya beberapa “cap perangko,” artinya semua surat yang akan diposkan, cukup dicap di universitas, tak perlu beli perangko lagi di kantor pos. 

Nah, anakku yang memegang salah satu “cap perangko” itu. Jadi iseng, dia cap surat surat yang ditujukan ke dirinya sendiri. 

Alasanya: masa sih Cuma dosen yang dapat surat tiap hari?...kenapa dia tidak?..... maka dicaplah surat surat untuk dirinya sendiri. 

-----------------------------------------------------------------------------------

Kenapa anakku sampai punya 40 topi? 

Ternyata tujuannya untuk menyumbang. Daripada memberi uang, lebih baik beli barang hasil kreasi. Beli sekalian nyumbang !!



Thursday, August 16, 2018

Face Transplant: Treat Persons with Disfigured Faces

Katie Stubblefield, before and after face transplant (https://wtvr.com/

What we call as face transplant is replacing some parts or full of face through a medical procedure. A disfigured face (a recipient) was replaced with tissues from a cadaver (a donor). Both a donor and a recipient must have “a common sense” in terms of blood, tissue type, age and skin tone. 

Through a complex micro-surgery, the dead donor face was peeled away, then implant on the clear face of the recipient. The arteries and veins of recipient supply the blood into new tissues and become pinkish. After 6 months to 1 year, the new face will function normal. 

The first partially face transplant was done in France in 2005. Spain conducted first full-face transplant in 2010. Now, many countries have performed face transplant include France, Spain, USA, China, Turkey, Poland and UK. 

However, not many of face transplants have been done until 2015, around 37 transplants were recorded. 17 full face and 20 partially. It could take long hours, 12 until 36 hours for duration of micro-surgical operations.  

The cost reach US$350 thousand in Cleveland, Ohio, USA. In India, the cost much cheaper, US$12,500 for a partial and US$70,000 for a full face transplant.


Tuesday, August 14, 2018

Apakah Saya Percaya Dengan Polling Yang Dilakukan Denny Siregar?

Metode “voluntarily polling” melalui Twitter (hanya ilustrasi) 

Karena masih banyak yang belum faham dengan polling atau survey politik, maka saya akan jelaskan bagaimana cara anda membaca hasil polling yang banyak dilakukan oleh banyak pihak, baik yang dibayar maupun yang dilakukan secara mandiri, simpatisan pro presiden tertentu maupun yang mengaku netral. 

Sengaja saya memakai nama Denny Siregar (tanpa izin), agar anda bisa memahami keterangan saya secara mudah. Karena beliau “selebriti” yang pro Jokowi, sudah pasti dikenal baik yang mendukung Jokowi maupun yang pro Prabowo. 

Saya akan ber-andai andai, lagi lagi supaya anda gampang mengerti:

1.Andaikan, Denny Siregar mengeluarkan hasil polling tertanggal 1 Agustus, 2018 sbb:
Prabowo: 55%
Jokowi: 45% 
Metode survey: pertanyaan yang diajukan melalui Twitter dan Facebook (Fb)

Tanya: Apakah anda percaya?
Jawab: TIDAK
Tanya: loh…. Kan pemenangnya Prabowo? Denny Siregar kan bersebelahan dengan Prabowo. Masa sih kalau pemenangnya Prabowo anda TIDAK percaya? 

2. Denny Siregar, tertanggal 8 Agustus mengeluarkan hasil survey:
Jokowi: 56% 
Prabowo: 44%.
Metode survey: pertanyaan yang diajukan melalui Twitter dan Facebook (Fb).

Tanya: apakah anda percaya?
Jawab: TIDAK.
Tanya: anda aneh…. Kok “tak senang” kalau Jokowi menang? Jangan jangan anda juga “tak menyukai” Denny Siregar! Anda sentimen!

Kenapa saya TIDAK percaya dengan hasil survey 1 dan 2 di atas? Jawaban sederhananya karena METODE survey-nya. Bukan karena saya sentimen sama Denny Siregar. Bukan pula karena saya tidak menyukai Prabowo maupun Jokowi. BUKAN.

Pada survey 1, kebetulan saja PENDUKUNG Prabowo yang lebih banyak ikut, sehingga mereka memilih Prabowo (55%). 

Lah, pada survey 2, Jokowi kok yang menang (56%). Ya, sama saja, pada survey 2, kebetulan saja PENDUKUNG Jokowi yang banyak ikut polling, sehingga mereka pilih Jokowi.

Dalam ilmu statistika, metoda survey yang dilakukan oleh Denny Siregar di atas disebut dengan istilah “Voluntarily polling.” Artinya, mereka yang menjawab pertanyaan survey yang dilakukan oleh Denny Siregar di akun miliknya adalah: 
1.Terbatas pada orang yang bisa meng-akses akun beliau
2.Mereka yang ikut adalah para pendukung Jokowi dan Prabowo yang fanatic.
3.Bisa bisa hanya anak muda yang aktif dukung mendukung pilpres. Tidak menggambarkan pemilih sebenarnya. 

Seandainya metode “Voluntarily polling” ini dilakukan oleh Jonru, HRS atau Ahok atau Hasto Kristiyanto? Ya, sama saja, sayapun TIDAK PERCAYA hasilnya.

Lantas survey atau polling politik yang bagaimana yang saya percaya? Nanti saya jawab di artikel berikutnya….stay tune !!










Saturday, August 11, 2018

House Plants Could Bloom Under Artificial Light

Bromeliads bloom under artificial lights 

Plants produce oxygen, make clean air. The flowers bring beauty to the room. These conditions create many benefits like refreshing environment, lower blood pressure, boost mood and improve our overall health. 

Since many of our indoor rooms have low or no natural (sun) light, thus we might think that no chance to grow blooming plants. Indeed, we could use artificial (electric) light to stimulate plant to grow as well as to bloom. 

There are a lot of plants to be chosen to grow inside rooms, some of them are Philodendron, Spider Plant, Peace Lily, Creeping Fig, Golden Pothos or Money plant, Snake Plant, Bromeliads, Parlor palm and Dracaena.

Bromeliads grow in the quite wide room space

We ourselves grow Bromeliad (Bromelia sp) in our inside rooms under artificial light. We love the “red” flowers of plant. The flower, actually is the leave of plant, colors could be cream, red, yellow, maroon and white or variation of these colors.

This plant originally come from areas of West Indies and Latin America, nut well adapt to various temperature, thus pretty easy to care. Interestingly, the plant is one of the best floral gifts for many occasions such as mother day.

Small tip to grow Bromeliads

Tips to take care of plant available in the brochures provided by plant shops or Walmart or Home depot flowers section. Generally speaking, plant well grow in the temperature range from 13 to 29 degree Celsius, watering and fertilize regularly with proper amount.   







.



Friday, August 10, 2018

95% Suara Kemenangan Jokowi Berasal Dari Jateng dan Jatim

Pilpres 2019 (http://jabar.tribunnews.com) 

Saat Pilpres 2014 lalu, Jokowi-JK memperoleh suara 70,63 juta, sedangkan Prabowo-Hatta sebesar 62,3 juta, selisihnya sebesar 8,3 juta suara. Darimana datangnya suara kemenangan 8,3 juta ini? Ternyata suara kemenangan terbesar berasal dari Jateng dan Jatim.    

Jateng menyumbang suara kemenangan sebesar 6,46 juta (12,96 juta – 6,5 juta), sedangkan Jatim menyumbang 1,4 juta suara (11,7 juta – 10,3 juta), total Jateng plus Jatim adalah 7,86 juta suara. Angka ini kalau dibuat dalam persen adalah 95%. Fantastis. 

Jokowi adalah salah satu putra terbaik Jateng, wajar wajar saja beliau menang “telak” di tanah kelahirannya. Masyarakat Jateng sudah mengenal baik beliau sejak lahir, dan selama beliau menjadi walikota Solo. Siapa saja lawan Jokowi, rasanya sangat sulit menaklukkan putra daerah Jateng ini di tanah kelahirannya. 

Dulu, wakil Prabowo adalah Hatta yang tak lain adalah besannya SBY. Meskipun partai Demokrat menyatakan netral, tapi adalah fakta bahwa Gubernur Jatim saat itu, Soekarwo orang Demokrat yang simpati dengan Prabowo-Hatta. Dan salah satu anak SBY adalah tim sukses Prabowo-Hatta yang bertugas memenangkan suara di Jatim. 

Kita tahu hasilnya: masyarakat Jatim-pun melihat sosok Jokowi sebagai etnis yang mewakili mereka. Jokowi menang, meskipun tipis di Jatim. 

Menutup Kekalahan di Jabar
GNPF ulama menilai Jokowi cerdas, karena memilih ulama sebagai wapres (silahkan baca Detik, 9 Agustus, 2018). Ternyata Ma’ruf Amin bukan hanya ketua MUI dan Rais Aam Nadrathul Ulama (NU), tapi juga adalah putra daerah Banten (Kelahiran Tangerang). 

Memilih ulama yang merupakan salah seorang putra terbaik Banten adalah pilihan cerdas sekaligus strategis. Kenapa? Karena Jokowi kalah di Banten dan Jabar tahun 2014 lalu. Rasa rasanya sulit orang Banten dan Jabar akan memilih Prabowo dan Sandi yang “entah siapa” bagi mereka. Masyarakat rasional akan memilih putra daerah terbaiknya! 

Prabowo-Hatta bisa menang di Jabar karena salah satu partai pendukung yaitu PKS, kadernya Aher adalah gubernur Jabar saat itu. Sekarang? Gubernur terpilih adalah simpatisan Jokowi. Survey terakhir menunjukkan Jokowi akan menang di Jabar (silahkan baca Detik, 8 Juni 2018).  

Padahal survey dilakukan jauh sebelum diketahui Ma’ruf Amin sebagai wapres Jokowi. Elektabilitas Jokowi unggul “dua digit” dibandingkan dengan Prabowo. Kalau survey dilakukan saat ini, silahkan anda tebak sendiri hasilnya! 

Pilpres 2019: Ibarat Piala Dunia Sepakbola
Republika, 8 Agustus, 2018 membuat judul: “Prabowo Pilih Sandi, Pengamat: Bisa Jadi Langkah Bunuh Diri.” Karena, tak ada satupun tanda tanda Sandiaga akan bisa merebut suara Jokowi di Jateng dan Jatim. Dengan masuknya Ma’ruf Amin ke kubu Jokowi, rasanya rasanya hampir mustahil Banten dan Jabar bisa dipertahankan Prabowo. 

Ada yang menyamakan Pilpres dengan piala dunia sepakbola, artinya kemenangan baru bisa diketahui ketika pertandingan usai. Tapi dengan fakta dan data di atas, meramalkan Prabowo-Sandiaga menang sama saja meramalkan Maroko atau Senegal juara piala dunia.  

Pilpres 2019 menjadi TIDAK SERU !






Thursday, August 2, 2018

Got Punish US$8.8 Million for Affair with Someone’s Wife

Keith King and his wife, Danielle Swords (https://www.thehollywoodgossip.com) 

Secret relationship between a man and wife of another man was brought to the court in North Carolina, since it is considered as adultery offense under an old law of English colonial era. The man who has an affair was ordered by court to pay for US$8.8 million immediately.  

Keith King saw his wife, Danielle Swords is hanging around with Francisco Huizar III for 16 months. Then, Keith King sued Francisco Huizar III for reasons of “criminal conversation, alienation of affection, intentional infliction of emotional distress, negligent infliction of emotional distress, and assault and battery.” 

The husband, Keith King won the case, and will get payment of US$8.8 million. The breakdown of money awarded are:
1.US$ 2.2 million for compensatory damages
2.US$ 6.6 million for punitive damages. 

In addition to North Carolina, men who have secret affair with other person’s wife could be sued in several other states of USA, include “Hawaii, Mississippi, New Mexico, South Dakota and Utah.” 

Moreover, a wife might sue other women who have odd affairs with her husband too. As reported by Archie and Sendik (2018) that “In 2011, Betty Devin was ordered to pay $30 million to Carol Puryear, the ex-wife of Donald Puryear. after an affair.”  

Reference  
Archie, A., and Sendik, S. (2018, August 2). “A man cheated with someone else's wife and is now paying for it...with $8.8 million.” Retrieved from https://www.cnn.com/2018/07/31 /us/north-carolina-adultery-law-trnd/index.html